Sabtu, 12 Maret 2016

Makalah mengenai Surah Al-Fatihah



SURAH AL-FATIHAH


Surat Al-Fatihah adalah surah yang diturunkan di Mekah (makkiyyah) dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di antara surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an. Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), juga dinamakan Ummul Qur'an (induk Al-Quran) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran.

Surat Al-Fatihah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, persesuaian surat ini dengan surat Al-Baqarah (Sapi Betina, Kisah Nabi Musa as) dan surat-surat sesudahnya ialah Surat Al-Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqoroh dan surat-surat yang sesudahnya.


Tafsir Surat Al-Fatihah

Diriwayatkan dari Amirul Mukminin 'Ali bin Abi Tholib k.w.; Aku telah mendengar Rosululloh Muhammad saw bersabda: "Allah telah membagi Surat Al-Fatihah di antara-Ku dan Hamba-Ku, sebagian Surat itu untuk-Ku dan sebagian yang lain untuk hamba-Ku. Dan bagi hamba-Ku (Aku mengabulkan) segala yang dia minta:

Ayat 1
("Bila Hamba membaca"): "Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang". "Allah menjawab": "Hamba-Ku memulai menyebut dengan asma-Ku dan wajib atas-Ku untuk menyempurnakan urusan-urusannya dan memberkahi keadaannya". ("Dengan Menyebut Nama Allah... disini seumpama menyebutkan seluruh Nama2 Allah.

Ayat 2
("Bila Hamba membaca"): "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam", "Allah menjawab": "Hamba-Ku memuji-Ku dan ia sudah mengetahui bahwa nikmat-nikmat yang berada pada dirinya berasal dari-Ku dan semua petaka yang aku hindarkan daripadanya itu juga berasal dari-Ku. Maka atas limpahan rahmat-Ku, Aku bersaksi pada kalian akan melipat gandakan padanya nikmat-nikmat dunia dan nikmat-nikmat akhirat serta menghindarkan dirinya dari petaka akhirat sebagaimana aku menghindarkan daripadanya petaka dunia".

Ayat 3
("Bila Hamba membaca"): "Maha Pengasih lagi Maha Penyayang", "Allah menjawab": "Hamba-Ku bersaksi kepada-Ku bahwa Aku Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan Aku bersaksi pada kalian, Aku akan menyempurnakan nikmat-Ku menjadi miliknya, dan Aku akan menganugerahkan pemberian-Ku sebagai kesempurnaannya".

Ayat 4
("Bila Hamba membaca"): "Yang Menguasai Hari Pembalasan", "Allah menjawab": "Aku bersaksi pada kalian sebagaimana ia mengetahui bahwa Aku sebagai Penguasa Hari Kemudian, maka Aku memudahkan kelak di Hari Kiamat atas hisabnya dan Aku mengabulkan seluruh kebajikan-kebajikannya dan Aku memaafkan seluruh perbuatan salahnya selama ia beribadah kepada-Ku".

Ayat 5
("Bila Hamba membaca"): "Hanya Engkau-lah yang kami sembah". "Allah menjawab": "Benar Hamba-Ku, hanya kepada-Ku ia menyembah, Aku bersaksi pada kalian sungguh Aku akan memberi pahala atas ibadahnya dengan suatu pahala yang dapat menutupi seluruh amal perbuatan salahnya dalam beribadah kepada-Ku".

Ayat 6
("Bila Hamba membaca"): "Dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan", "Allah menjawab": "Benar Hamba-Ku, hanya kepada-Ku ia meminta pertolongan dan kepada-Ku ia berlindung. Aku bersaksi pada kalian sungguh Aku akan menolongnya di dalam urusannya dan memudahkan dalam kesulitannya dan Aku menolongnya ketika ia berada di hari yang mencekam".

Ayat 7
("Bila Hamba membaca"): "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat", "Allah menjawab": "Semua permohonan hamba-hamba-Ku (akan Ku-penuhi). Dan baginya segala yang dia minta dan Aku pasti mengabulkan seluruh cita-citanya dan Aku lindungi dia dari segala yang dia takuti".


Hikmah Membaca Surah Al-Fatihah

1. Menyembuh penyakit
    Bacakan Al-Fatihah sebanyak 40 kali ke air yang belum dimasak lalu sapukan ke bagian muka,           kedua belah tangan, kaki atau anggota tubuh yang sakit lainnya. InshaAllah dengan izin Allah             SWT. penyakit yang kita alami akan berangsur sembuh. Akan tetapi jika seseorang itu sebagian           badannya tidak boleh dikenakan dengan air maka bacalah surah Al-Fatihah sebanyak 40 kali ke air     yang belum dimasak kemudian ditiup setiap kali membaca Al-Fatihah
    kemudian bacalah doa dibawah:
    “ YA ALLAH SEMBUHKAN, KARENA ENGKAULAH YANG MAHA PENYEMBUH, YA
    ALLAH LINDUNGILAH KARENA ENGKAULAH YANG MAHA PERLINDUNG, YA                 ALLAH PULIHKAN KARENA ENGKAULAH YANG MAHA PEMULIH” Berikanlah orang         yang sakit itu air yang kita sediakan tadi.

 2. Melepaskan dari ikatan ataupun dibelenggu
     Bacalah Al-Fatihah sebanyak 121 kali kemudian tiupkan dan hembuskan ke atas ikatan, belenggu     ataupun rantai insyAllah akan terhurai ikatan itu dengan izin Allah ianya sangat mustajab.

3. Menghilangkan rasa lapar ataupun dahaga
    Jika kita kehabisan perbekalan, sesat di dalam hutan ataupun di lautan dan merasa lapar maka             bacalah surah Al-Fatihah pada telapak tangan 1 kali kemudian diusapkan pada muka hingga ke           perut Dengan izin Allah perasaan lapar dan dahaga itu akan hilang.

4. Menyelesaikan pekara yang rumit-rumit ataupun masalah

    Bacalah Al-Fatihah sebanyak 41 kali di waktu tengah malam. Dengan izin Allah dimudahkan kerja    atau masalah yang dihadapi.

5. Membuat minyak penyembuhan
    Bacalah Al-Fatihah sebanyak 70 kali ke dalam apa jua minyak dan kemudian disimpan. Hanya           boleh dicoba atau diamalkan bagi mereka yang mengalami penyakit lumpuh, angin ahmar,                   menguatkan urat saraf sakit belakang atau sakit pinggang.

    Cara gunakan : gosokan minyak yang telah disediakan tadi di area badan yang sakit dan semasa           kita gosokan bacalah doa syifa akan tetapi jika kita tidak ingin bacalah Al-Fatihah pun boleh.

6. Meminta sesuatu hajat

    Bacalah Al-Fatihah sebanyak 41 kali selepas magrib kemudian berdoa dan mintalah apa-apa yang       dikehendaki. Tetapi selepas salam terakhir pastikan kita tetapkan kedudukan kita atau arti lain             jangan beralih dari tempat duduk kita. InshAllah apa yang diminta akan dikurnai sesuai dengan           ketentuannya.

7. Membuat air penerang hati
    a. Bacalah Al-Fatihah sebanyak 70 kali sehari
    b. Bacalah hingga 7 hari berturut-turut
    c. Bacalah dan dihembuskan ke dalam air manakalah akan mengguanakan air tersebut.
    d. Berilah minum pada anak kita atau siapa pun yang kurang pandai (bodoh) gelap hatinya atau
    e. kurang cerdas inshaAllah terbukalah ikatan. Dimana yang kurang pandai akan dikurniakan                  kepandaianya yang hati gelap akan diterangkan yang kurang cerdas akan dicerdaskan                          InshaAllah.

8. Mempermudahkan naik pangkat
    Bacalah Al-Fatihah sebanyak 41 kali diantara shalat sunat subuh dan fardu selama 40 hari berturut-     turut dengan tidak lebih dan tidak kurang. Selepas kita baca surah Al-Fatihah itu maka niatkan             sahaja apa yang dikehendaki ataupun yang dihajat kiranya tidak semestinya untuk naik pangkat           boleh digunakan untuk niat yang lain.



PENDAPAT ULAMA


Sebagian ulama berpendapat bahwa surat al-Fatihah diturunkan dua kali, pertama, di Makkah, ketika shalat mulai diwajibkan, dan kedua di Madinah ketika terjadi perubahan kiblat. Sementara, sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa surat al-Fatihah adalah surat yang pertama kali diturunkan secara lengkap dalam satu surat (Rasyid Ridla, al-Manar, t.t. I: 24).


Sebagian ulama berpendapat bahwa surat al-Fatihah mencakup isi kandungan al-Qur’an secara garis besar, yaitu:


1. Ajaran tauhid. Karena pada waktu al-Qur’an diturunkan, semua manusia mengikuti ajaran animisme yang memerintahkan menyembah berhala, sekalipun sebagian di antara mereka mengaku bertauhid.
2. Janji dan kabar gembira dari Allah SWT. Bagi orang-orang yang beriman, mereka akan dianugerahi pahala yang sangat baik. Juga ancaman bagi orang-orang yang tidak beriman, bahwa mereka akan ditimpa adzab yang pedih, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
3. Perintah beribadah hanya kepada Allah semata sebagai realisasi ajaran tauhid.
4. Penjelasan tentang jalan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
5. Kisah-kisah tentang manusia pada masa lalu, yaitu kisah-kisah tentang orang-orang yang taat kepada hukum Allah dan orang-orang yang menentang hukum Allah s.w.t.

Para ulama sepakat bahwa membaca al-Qur’an termasuk kegiatan ibadah. Maka, agar dapat tercapai tujuannya, hendaklah ketika membaca al-Qur’an memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.

1. Sebelum mulai membaca al-Qur’an, hendaklah membaca ta’awwudz. doa mohon perlindungan kepada Allah dari segala godaan syaitan. Hal ini sebagaimana diperintahkan Allah swt. Qs. an-Nahl (16) ayat 98 (Apabila engkau membaca al-Qur’an mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang mendapat kutukan).

2. Hendaklah memperhatikan maknanya dan kaidah-kaidah tajwid dengan tidak berlebihan. Ketika membaca al-Qur’an, baik dalam shalat maupun di luar shalat, bacalah dengan khusyu’, tenang, tartil (perlahan-lahan), fasih dan niat dengan ikhlas hanya mencari keridhaan Allah swt. Sebab, membaca satu ayat al-Qur’an secara khusyu’ dan memperhatikan maknanya, lebih baik daripada membaca banyak ayat tetapi melalaikannya.


Adapun Para ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca basmalah (bismillahirrahmanirrahim) diawal surat Al-Fatihah dalam shalat fardlu jahr (dengan suara keras, yaitu maghrib, isya’ dan subuh). Perbedaan ini disebabkan perbedaan ulama tentang apakah basmalah itu termasuk ayat dari setiap surat dalam al Qur’an termasuk surat Al-Fatihah, atau tidak termasuk ayat dalam surat al Qura’an sama sekali. Sebab Rasulullah saw kadangangkala mengeraskan bacaan basmalah dan kadangkala juga tidak mengeraskan bacaan basmalah.

Hadits yang tidak menganjurkan baca basmalah:
عَنْ أَنَسٍ كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ كَانُوا يَفْتَتِحُونَ الْقِرَاءَةَ بالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
”Dari Anas bahwa Nabi saw dan Abu Bakar dan ‘Umar dan Usman, semuanya memulai bacaannya dengan “al-hamdu lilla-hi robbil ‘a-lami-n”. (HR.Tirmidzi, hadits no. 246)


Hadits yang menganjurkan baca basmalah:
كُنْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ ، فَقَرَأَ : بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ، ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ حَتَّى بَلَغَ {وَلا الضَّالِّينَ} قَالَ : آمِينَ ، وَقَالَ: النَّاسُ آمِينَ ، وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ: الله أَكْبَرُ ، وَإِذَا قَامَ مِنَ الْجُلُوسِ قَالَ: الله أَكْبَرُ ، وَيَقُولُ إِذَا سَلَّمَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لأَشْبَهُكُمْ صَلاَةً بِرَسُولِ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم
“Aku shalat berada di belakang Abu Hurairah, beliau membaca bismillahirrahmanirrahim, lalu membaca ummul qur’an sampai pada ayat walaadldlaalliin dan membaca amin, kemudian orang-orang juga mengikutinya membaca amin. Beliau ketika akan sujud membaca; Allahu Akbar dan ketika bangun dari duduk membaca; Allahu Akbar. Setelah salam beliau berkata: “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya aku adalah orang yang shalatnya paling menyerupai Rasulullah di antara kalian.” [H.R. Ad-Daruqutni, hadits no. 14).


Adapun pendapat ulama mazhab tentang membaca basmalah diawal surat Al-Fatihah dalam shalat jahr sebagai berikut


1. Penganut mazhab Hanafi (al hanafiyyah): Basmalah dibaca secara pelan diawal surat Al-Fatihah setiap shalat fardlu, baik dalam shalat sirr (dengan suara kecil, yaitu zuhur dan ’ashar) atau shalat jahr (dengan suara keras, yaitu maghrib, isya’ dan subuh). Sebab basmalah tidak termasuk ayat dalam surat Al-Fatihah dan surat-surat lainnya dalam al Qur’an al Karim meskipun ia termasuk bagian dari ayat-ayat dalam al Qur’an

2. Penganut mazha Maliki (al malikiyyah): Hukumnya makruh membaca basmalah diawal surat Al-Fatihah dalam shalat fardla, baik shalat sirr atau shalat jahr. Sedangkan dalam shalat sunnah hukumnya boleh membaca basmalah diawal surat Al-Fatihah

3. Penganut mazhab Syafi’i (asy syafi’iyyah): Basmalah termasuk ayat dari surat Al-Fatihah. Maka hukumnya wajib membaca basmalah diawal surat Al-Fatihah, sehingga wajib dibaca keras dalam shalat jahr dan dibaca pelan dalam shalat sirr.

4. Penganut mazhab Hanbali (al hanabilah): Hukumnya sunnah membaca basmalah diawal surat Al-Fatihah secara pelan, baik dalam shalat sirr atau shalat jahr. Sebab basmalah tidak termasuk ayat dari surat Al-Fatihah.

Imam Ash-Shan’ani berkata : Telah terjadi perdebatan panjang di kalangan ulama dalam masalah ini karena perbedaan madzhab. Namun yang lebih logis ialah bahwa Nabi Muhammad saw kadang membacanya dengan suara keras dan kadang membacanya dengan suara lirih. [Subulussalam 1]. Ibnu Rusyd berkata:

اختلفوا في قراءة بسم الله الرحمن الرحيم في افتتاح القراءة في الصلاة، فمنع ذلك مالك في الصلاة المكتوبة جهرا كانت أو سرا، لا في استفتاح أم القرآن ولا في غيرها من السور، وأجاز ذلك في النافلة. وقال أبو حنيفة والثوري وأحمد يقرؤها مع أم القرآن في كل ركعة سرا، وقال الشافعي: يقرؤها ولا بد في الجهر جهرا وفي السر سرا.
“Bacaan basmalah sebelum membaca Al-Fatihah dan ayat al-Quran diperselisihkan para fuqaha. Malik berpendapat bahwa bacaan basmalah dalam semua shalat fardu itu dilarang. Larangan itu termasuk pula ketika shalat jahr (suara bacaan keras) atau sirr (bacaan tidak diperdengarkan) untuk surat Al-Fatihah atau ayat-ayat Al-Quran. Namun bacaan basmalah diperkenankan untuk shalat sunat. Abu Hanifah, Tsauri, dan Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa bacaan basmalah hanya dibaca sirr bersama Al-Fatihah untuk setiap rekaat. Sedang Syafi’i berpendirian bahwa bacaan basmalah itu harus dibaca ketika shalat jahr atau sirr”. [Bidayatul Mujtahid 1] 

Menurut penulis selagi hukum itu dalam wilayah khilafiyyah maka sah memilih hukum yang dianggap kuat dalilnya. Secara garis besar bahwa membaca basmalah adalah barokah, tidak ada yang melarang untuk dibacanya diawal surat Al-Fatihah dalam shalat sirr atau jahr, serta tidak sampai membatalkan shalat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar