RESENSI NOVEL BUMI
KARYA: TERE LIYE
Oleh:
Annisa
Batara
10
YAYASAN PERMATA SARI
SMA ISLAM CIKAL HARAPAN 2
Perum. Citra
Indah. Jl. Raya Cileungsi Jonggol KM 23,2 Bogor 16830 Telp/Fax. (021) 29096309
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Resensi Novel Bumi
Disahkan
dan Disetujui pada:
Hari : Senin
Tanggal : 23 November 2015
Menyetujui:
Pembimbing Akademik Pembimbing Resensi
Atik
Ilmana, S.Pd Atik Ilmana, S.Pd
NIK: E14H6-030 NIK: E14H6-030
Mengetahui:
Kepala
SMA Islam Cikal Harapan 2
Slamet Utomo,
M.Pd
NIK: E06T6-256
RESENSI NOVEL BUMI
A. Identitas Buku
Judul
Buku : Bumi
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kota
Terbit : Jakarta
Tahun
Terbit : 2014
Tebal
Buku : 13,5 x 20 cm
Isi
Halaman: : 440 halaman
Cetakan : Januari 2014
B.
Sinopsis
Awalnya memang tidak begitu
terlihat bahwa novel ini akan bergenre sama dengan novel Narnia atau Harry
Potter. Novel ini ternyata banyak sekali mengandung unsur fantasinya. Raib
awalnya tidak mengerti mengapa dia bisa menghilang. Akhirnya Raib bertemu
dengan Tamus. Tamus adalah orang dari dunia lain yang mengirim kucing si Putih
dan si Hitam ke rumah Raib. Si Hitam ternyata adalah suruhan Tamus yang disuruh
untuk mengawasi Raib. Si Hitam tidak bisa dilihat oleh mata manusia karena dia
berasal dari dunia lain.
Petualangan di mulai ketika Raib,
Seli, dan Ali masuk ke ruang aula sekolah. Mereka bertemu dengan Tamus dan anak
buahnya di sana. Mereka datang melalui lubang yang menghubungkan antara bumi
dengan dunia lain. Tamus adalah sosok jahat yang ingin menguasai empat lapisan
dunia yang berbeda. Pada saat bertarung dengan Tamus, Raib dan kawan-kawan
berhasil lolos karena dibantu oleh Miss Selena (guru Raib). Miss Selena pun
menghadapi Tamus sendirian. Akhirnya Raib dan kawan-kawan terpaksa harus
mencari keberadaan Tamus untuk menyelamatkan Miss Selena.
Pada pertengahan cerita dijelaskan
bahwa di bumi ini mempunyai empat dunia berbeda. Dunia Bumi, Bulan, Matahari,
dan Bintang. Mereka hidup secara bersamaan di tempat yang sama, namun tidak
bersetuhan sama sekali. Raib dan kawan-kawan akhirnya mencari jawaban atas diri
mereka dengan berpetualang di dunia Bulan.
Novel ini menarik untuk dibaca
ketika dilihat dari synopsis yang berada di punggung Novel. Kalimat yang
menarik yang akhirnya banyak mendatangkan pembeli adalah, “Namaku Raib dan aku
bisa menghilang.” Kata-kata itulah yang menarik pembaca untuk membeli novel
tersebut. Banyak pesan-pesan yang ingin di sampaikan oleh Tere Liye lewat
karyanya. Tere Liye memang dikenal tidak ingin mempublikasikan identitas
dirinya, namun sisi positifnya adalah tulisannya sangat produktif.
Dilihat dari novel ‘Bumi’ ini, Tere
Liye pun terkesan menutupi tempat kejadian dimana Raib dan kawan-kawan tinggal.
Dia lebih menggantinya dengan kata-kata pengalihan seperti misalnya “Raib pun
menyebutkan nama sekolahnya”. Salah satu alasannya mungkin pengarang ingin
menciptakan imajinasi yang liar tanpa harus terpatok dari suatu wilayah. Jika
pengarang mematokan wilayah tertentu misalnya Jakarta pasti pemikiran liar
pembaca akan cenderung sempit. Pembaca akan langsung membayangkan kota Jakarta
yang macet, padat, dan penuh dengan gedung-gedung bertingkat. Hal itu
menyebabkan sulitnya untuk memunculkan unsur logis dalam suatu cerita ketika
seorang dari Jakarta masuk ke dunia lain. Pembaca justru mungkin akan terasa
heran atau bertanya-tanya.
Dalam karya ini, pengarang lebih
mengganti tempat dengan penggambaran yang indah. Kata-kata yang digunakan tepat
dan sangat mudah dibaca sehingga pembaca tidak akan lelah membaca novel setebal
440 halaman itu. Sama seperti novel petualangan lain yang menyisakan adegan
terpotong di setiap episodenya, Tere Liye pun menggunakan trik itu. Pembaca
seakan dibuat penasaran akan episode selanjutnya. Yang menarik disini, setiap
episode dibuat pendek yaitu berkisar antara 4-6 halaman saja. Itu membuat
pembaca akan semakin penasaran untuk membaca episode selanjutnya. Terlebih lagi
dibagian akhir cerita diselipi kata-kata yang terpotong. Memang novel Bumi ini
adalah seri pertamanya. Seri keduanya adalah novel Bulan. Jadi, pembaca akan
semakin tertarik untuk menunggu seri berikutnya.
Pesan yang ingin disampaikan juga
sangat banyak. Sebagai manusia harusnya sadar bahwa pada setiap diri manusia
sebenarnya mempunyai kekuatan yang menakjubkan. Selain itu, persahabatan yang
dijalin antara Raib dan kawan-kawan menunjukan solidaritas dan sikap saling
menghargai antara manusia dengan karakter dan sifat yang berbeda.
Jika dikaitkan dengan masa sekarang
ini, bumi memang sedang membenahi dirinya. Banyak bencana alam baik yang
diakibatkan manusia atau pergerakan bumi itu sendiri. Manusia seharusnya lebih
melestarikan bumi dengan sebaik-baiknya sehingga masa depan anak manusia
lainnya akan lebih baik. Namun, bila manusia tetap egois dengan keinginannya
tanpa memikirkan masa depan bumi akibatnya bukan Bumi saja yang “membenahi”
diri, mungkin di atmosfer bumi sendiri akan membenahi diri. Yang terjadi adalah
bencana alam yang akan semakin meningkat.
C. Keunggulan
Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini.
Mulai dari sampul buku, segi kekayaan
bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga
merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas
dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan dengan
bahasa-bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelaskan tiap detail latar
yang mem-background adegan demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan
menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain daripada
novel ini yaitu kepandaian Tere Liye dalam mengeksplorasi karakter-karakter
sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
D. Kekurangan
Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu
disebabkan karena penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur,
deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi
kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini
dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.
E. Penutup
Buku
ini layak dibaca, bahkan bagi yang tidak menyukai teori – teori rumit dunia
paralel dan perebutan kekuasaan. Buku ini mengalir ringan. Selain itu banyak
nilai positif yang dapat kita ambil dari buku tersebut. Misalnya mengajarkan
kita pentingnya kebersamaan dan kesetiakawanan, menambah wawasan, dll. Nampaknya
buku ini akan memiliki sekuel, karena pada sampul belakang terdapat kalimat Buku
pertama dari serial “BUMI”. Saya penasaran ingin segera membaca serial
berikutnya.
Penulis
Resensi
Annisa
Batara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar