Sabtu, 12 Maret 2016

Resensi Novel Bumi-Tere Liye

RESENSI NOVEL BUMI
KARYA: TERE LIYE



Oleh:
Annisa Batara
10
                          
YAYASAN PERMATA SARI
SMA ISLAM CIKAL HARAPAN 2
Perum. Citra Indah. Jl. Raya Cileungsi Jonggol KM 23,2 Bogor 16830 Telp/Fax. (021) 29096309
2015



LEMBAR PENGESAHAN

Resensi Novel Bumi
Disahkan dan Disetujui pada:
Hari                 : Senin                                                                                     
Tanggal           : 23 November 2015        

Menyetujui:
Pembimbing Akademik                                                           Pembimbing Resensi



                           
Atik Ilmana, S.Pd                                                                    Atik Ilmana, S.Pd
NIK: E14H6-030                                                                     NIK: E14H6-030


Mengetahui:
Kepala SMA Islam Cikal Harapan 2




Slamet Utomo, M.Pd
NIK: E06T6-256




RESENSI NOVEL BUMI

A. Identitas Buku
Judul Buku             : Bumi
Penulis                    : Tere Liye
Penerbit                  : Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit             : Jakarta
Tahun Terbit           : 2014
Tebal Buku             : 13,5 x 20 cm
Isi Halaman:           : 440 halaman
Cetakan                  : Januari 2014
B. Sinopsis
Awalnya memang tidak begitu terlihat bahwa novel ini akan bergenre sama dengan novel Narnia atau Harry Potter. Novel ini ternyata banyak sekali mengandung unsur fantasinya. Raib awalnya tidak mengerti mengapa dia bisa menghilang. Akhirnya Raib bertemu dengan Tamus. Tamus adalah orang dari dunia lain yang mengirim kucing si Putih dan si Hitam ke rumah Raib. Si Hitam ternyata adalah suruhan Tamus yang disuruh untuk mengawasi Raib. Si Hitam tidak bisa dilihat oleh mata manusia karena dia berasal dari dunia lain.
Petualangan di mulai ketika Raib, Seli, dan Ali masuk ke ruang aula sekolah. Mereka bertemu dengan Tamus dan anak buahnya di sana. Mereka datang melalui lubang yang menghubungkan antara bumi dengan dunia lain. Tamus adalah sosok jahat yang ingin menguasai empat lapisan dunia yang berbeda. Pada saat bertarung dengan Tamus, Raib dan kawan-kawan berhasil lolos karena dibantu oleh Miss Selena (guru Raib). Miss Selena pun menghadapi Tamus sendirian.  Akhirnya Raib dan kawan-kawan terpaksa harus mencari keberadaan Tamus untuk menyelamatkan Miss Selena.
Pada pertengahan cerita dijelaskan bahwa di bumi ini mempunyai empat dunia berbeda. Dunia Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang. Mereka hidup secara bersamaan di tempat yang sama, namun tidak bersetuhan sama sekali. Raib dan kawan-kawan akhirnya mencari jawaban atas diri mereka dengan berpetualang di dunia Bulan.
Novel ini menarik untuk dibaca ketika dilihat dari synopsis yang berada di punggung Novel. Kalimat yang menarik yang akhirnya banyak mendatangkan pembeli adalah, “Namaku Raib dan aku bisa menghilang.” Kata-kata itulah yang menarik pembaca untuk membeli novel tersebut. Banyak pesan-pesan yang ingin di sampaikan oleh Tere Liye lewat karyanya. Tere Liye memang dikenal tidak ingin mempublikasikan identitas dirinya, namun sisi positifnya adalah tulisannya sangat produktif.
Dilihat dari novel ‘Bumi’ ini, Tere Liye pun terkesan menutupi tempat kejadian dimana Raib dan kawan-kawan tinggal. Dia lebih menggantinya dengan kata-kata pengalihan seperti misalnya “Raib pun menyebutkan nama sekolahnya”. Salah satu alasannya mungkin pengarang ingin menciptakan imajinasi yang liar tanpa harus terpatok dari suatu wilayah. Jika pengarang mematokan wilayah tertentu misalnya Jakarta pasti pemikiran liar pembaca akan cenderung sempit. Pembaca akan langsung membayangkan kota Jakarta yang macet, padat, dan penuh dengan gedung-gedung bertingkat. Hal itu menyebabkan sulitnya untuk memunculkan unsur logis dalam suatu cerita ketika seorang dari Jakarta masuk ke dunia lain. Pembaca justru mungkin akan terasa heran atau bertanya-tanya.
Dalam karya ini, pengarang lebih mengganti tempat dengan penggambaran yang indah. Kata-kata yang digunakan tepat dan sangat mudah dibaca sehingga pembaca tidak akan lelah membaca novel setebal 440 halaman itu. Sama seperti novel petualangan lain yang menyisakan adegan terpotong di setiap episodenya, Tere Liye pun menggunakan trik itu. Pembaca seakan dibuat penasaran akan episode selanjutnya. Yang menarik disini, setiap episode dibuat pendek yaitu berkisar antara 4-6 halaman saja. Itu membuat pembaca akan semakin penasaran untuk membaca episode selanjutnya. Terlebih lagi dibagian akhir cerita diselipi kata-kata yang terpotong. Memang novel Bumi ini adalah seri pertamanya. Seri keduanya adalah novel Bulan. Jadi, pembaca akan semakin tertarik untuk menunggu seri berikutnya.
Pesan yang ingin disampaikan juga sangat banyak. Sebagai manusia harusnya sadar bahwa pada setiap diri manusia sebenarnya mempunyai kekuatan yang menakjubkan. Selain itu, persahabatan yang dijalin antara Raib dan kawan-kawan menunjukan solidaritas dan sikap saling menghargai antara manusia dengan karakter dan sifat yang berbeda.
Jika dikaitkan dengan masa sekarang ini, bumi memang sedang membenahi dirinya. Banyak bencana alam baik yang diakibatkan manusia atau pergerakan bumi itu sendiri. Manusia seharusnya lebih melestarikan bumi dengan sebaik-baiknya sehingga masa depan anak manusia lainnya akan lebih baik. Namun, bila manusia tetap egois dengan keinginannya tanpa memikirkan masa depan bumi akibatnya bukan Bumi saja yang “membenahi” diri, mungkin di atmosfer bumi sendiri akan membenahi diri. Yang terjadi adalah bencana alam yang akan semakin meningkat. 

 C. Keunggulan
Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari  sampul buku, segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas.  Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang mem-background adegan demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain daripada novel ini yaitu kepandaian Tere Liye dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
D. Kekurangan

Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu disebabkan karena penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.

E. Penutup
Buku ini layak dibaca, bahkan bagi yang tidak menyukai teori – teori rumit dunia paralel dan perebutan kekuasaan. Buku ini mengalir ringan. Selain itu banyak nilai positif yang dapat kita ambil dari buku tersebut. Misalnya mengajarkan kita pentingnya kebersamaan dan kesetiakawanan, menambah wawasan, dll. Nampaknya buku ini akan memiliki sekuel, karena pada sampul belakang terdapat kalimat Buku pertama dari serial “BUMI”. Saya penasaran ingin segera membaca serial berikutnya.





Penulis Resensi




Annisa Batara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar